Senin, 30 November 2009

Resensi




Tangan Lembut Merubah Sang Gadis


Penulis : Torey Hayden

Penerbit : Qanita, Bandung (PT. Mizan Grup)

Cetakan : IV, Oktober 2003

Tebal : 475 halaman

Harga : Rp 44.500.00


Seorang psikolog pendidikan dan guru pendidikan luar biasa ini menulis buku-buku yang sangat spektakuler. Novel yang diberi judul Sheila Luka Hati Sang Gadis Kecil karya Torey Hayden adalah salah satu novelnya yang diberi label ‘ True Story ’. Torey berhasil menyelesaikan buku ini setelah ia mengajar di sebuah kelas khusus dan menangani anak-anak dengan pikiran khusus. Setelah selesai menangani anak-anak itu dalam satu tahun pendidikan, psikolog ini berhasil merubah cara pikir anak-anak tersebut dan memberitahu dunia bagaimana cara menangani mereka. Buku ini begitu laris di pasaran, bahkan hanya dalam waktu enam bulan buku ini berhasil terjual hingga 35.000 di Indonesia dan diterjemahkan ke berbagai bahasa di belahan dunia.

Torey Hayden, suatu ketika psikolog ini mendapat tawaran untuk mengajar di sebuah kelas yang diberi label ‘ kelas sampah ’. Setelah menimbang-nimbang dan mengajukan beberapa syarat, ia pun menerima tawaran itu. Ia tak pernah membayangkan seperti apa kelas sampah itu? Sampai ia mengetahui, bahwa ia akan menjadi guru dan menangani delapan orang anak yang tidak masuk dalam klasifikasi kelas di sekolah luar biasa tersebut. Torey berusaha menangani anak-anak itu dibantu oleh seorang asisten dan gadis SMP, walau sulit ia coba mengatasinya. Setengah tahu ia mengajar, ia kedatangan murid baru, seorang gadis berusia delapan tahun yang membakar bocah laki-laki hingga kritis.

Gadis ini bernama Sheila dan ia benar-benar gadis liar yang sulit di taklukan. Kisah kelam yang mewarnai hidupnya membuat semua orang tak pernah tahu kecerdasan luar biasa yang ada di dalam dirinya. Dibesarkan seorang ayah pemabuk dan ditinggal ibu di jalan membuatnya depresi berat dan sering mengamuk. Awalnya, Torey tak berhasil merangkul hati sang gadis, tapi usaha keras dan dengan kelembutan darinya, gadis ini berhasil berada di genggamannya.

Sheila akan menghadapi pengadilan kasus pembakaran tersebut. Torey berusaha membebaskan gadis kecil itu dari tangan hukum. Mulai dari meminta kekasihnya menjadi pengacara Sheila hingga menyakini ayah sang gadis. Sheila pun bebas dari hukuman itu, bahkan ia berhasil sekolah di sekolah dasar biasa tanpa keterngantungan lagi pada Torey.

Novel ini sangat menakjubkan. Membuat saya tak henti mengagumi sang penulis sampai hari ini. Dari novel berjudul Sheila Luka Hati Sang Gadis Kecil, banyak orang belajar bagaimana seharusnya mereka mengahadapi anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Saya banyak belajar dari novel ini, kisah menakjubkan yang membuat saya akhirnya dapat memperlakukan dengan tepat teman-teman saya yang memiliki autisme.

Alur cerita benar-benar bagus , tak terasa membosankan, karena membawa pembaca benar-benar larut ke dalam konfliks yang disajikan. Konflik demi konflik yang mengalir membuat pembaca bisa mengetahui bahwa tak ada kehidupan yang terus berjalan dengan keinginan, masalah demi masalah akan terus bergulir. Tapi cinta kasih dan kelembutan pelan-pelan dapat mengikis semua.

Kejadian antar tokoh yang hadirpun membuat cerita semakin hidup. Kisah kehidupan yang benar-benar hadir di dunia nyata ini membuat semua tergugah. Psikolog hebat yang tidak ingin tulisannya ini dipuji hanya menginginkan semua orang bisa memperlakukan sama anak-anak yang ada disekitarnya. Novel inilah yang terbaik dari novel-novel karyanya yang pernah sampai ke hati saya. Buat saya, tak ada sedikitpun cacat dalam karyanya ini. Bahkan, dari karya-karyanya lah saya terus termotivasi untuk dapat menulis buku-buku yang bermanfaat bagi dunia luas.

Selasa, 10 November 2009

nih, anak PMR yang ikut pelantikan. Tapi nggak ada photo Ratna, soalnya dia yang ngambil photo.


Semua setia menemani Maya menyelesaikan gambarnya.
Maya berjuanglah...

proses pembuatan gambar di bawah kertas koran.

nih, si Maya waktu udah kelar dengan gambarnya

kerenkan gambarnya si Maya.
Pastoi juara satu deh..
hehehhe...

Kamis, 05 November 2009

Synopsis Novel

Kamu = Dia


Namaku Tara. Murid kelas 3 SMP yang menekuni dunia basket. Tak terasa 3 tahun sudah aku bersekolah di SMP dan 3 tahun sudah aku aktif dengan dunia basketku. Acara perpisahan team basket pun dilaksanakan di kota Bandung. Tragedi yang cukup mencekam terjadi padaku, dan ku temui sesosok pahlawan dari tragedi itu yang kemudian merubah kehidupan cintaku.
Lulus dari SMP, aku memutuskan melanjutkan sekolah ke sebuah SMA swasta bergengsi, satu sekolah dengan sosok penyelamatku. Seperti remaja pada umumnya yang sedang puber, aku pun mengalami hal itu, dan cintaku jatuh pada sosok penyelamatku, Kak Andra, tapi sayang, ternyata aku tak penah behasil merebut hati Kak Andra. Hanya saja sosok Kak Bram, sahabat Kak Andra yang jatuh hati padaku.
Tak pernah kubayangkan, penolakan cintaku pada Kak Bram membuat semua memburuk. Kak Andra yang dahulu bersikap cuek padaku pun sekarang malah membenci dan tak pernah mau berurusan lagi denganku, membuat aku semakin terluka dengan cinta. Tak cukup sampai di situ perderitaanku, bukan hanya tak mau berbicara denganku, sekarang Kak Andra benar-benar meninggalkanku dengan terbang ke negara lain.
Hampir empat tahun sudah aku kehilangan sosok Kak Andra dalam hidupku, dan selama itu pula aku tak bisa mengetahui apa arti cinta sejati, karena aku memang mengubur cinta itu dalam-dalam. Bahkan, basket yang sudah ku anggap bagian dari hidupku pun rela ku lepas demi melupakan sosok Kak Andra, walau nyatanya hal itu tak pernah terjadi.
Silih berganti laki-laki datang ke kehidupanku, tapi semua berujung dengan aksi penolakanku. Mungkin semua bertanya apa yang membuat gadis sepertiku hidup tanpa cinta sang kekasih? Sahabatku, Ririn tak pernah bisa mengerti jalan pikiranku, karena memang tak banyak yang tahu alasanku.
Tiba-tiba, sosok laki-laki penuh perhatian hadir di kehidupanku, awalnya ia memang tak pernah menarik di hatiku. Sepupu Ririn yang bernama Kak Ryan itu malah terkesan tak sopan di depanku. Semua memang butuh waktu, Kak Ryan yang dulu terkenal playboy ternyata juga mulai merayuku, bahkan kali ini aku bisa terima segala macam rayuan gombal tersebut. Aku jatuh hati pada Kak Ryan bukan sepenuhnya aku berhasil melupakan sosok Kak Andra, melainkan aku merasakan hadir Kak Andra pada sosok Kak Ryan. Kak Andra memang terkenal cuek, berbeda dengan Kak Ryan, laki-laki yang memiliki sejuta ide romantis untuk sang pujaan.
Sikap dan penampilan Kak Ryan memang berbeda 180 derajat dengan Kak Andra, tapi kalau jodoh sudah di tentukan sang Pencipta hal mustahil bisa menjadi mungkin. Itulah yang sekarang terjadi, sebenarnya tak ada Kak Ryan dan tak ada juga Kak Andra yang ada adalah Ryandra, sosok orang yang sama, sosok orang yang bisa membuatku jatuh ke pelukannya.
Aku pantas marah pada Kak Andra, tapi itu semua tak bisa berlangsung lama, karena rasa rinduku padanya menutup semua kemarahan itu. Kak Andra ternyata juga sayang padaku, hanya persahabatannya dengan Kak Bram lah yang membuatnya meghindari ku. Tapi semua telah berlalu. Cinta pertama ku telah kembali. Hingga akhirnya bisa ku dapati cinta sejati itu.

PUISI

Ago

Tawa, Bahagia, Senyum

Tertawa


Ingat kamu, aku akan tertawa..
Karena aku bisa mengekspresikan semua
Lucu...Jayus...Seru
Itulah yang membuat aku dapat tertawa

Bahagia

Mengenalmu.
Sebuah kebahagian khusus
Karena aku dapat tahu makna mencintaimu
Membuat aku bahagia jalani hidup

Senyum

Di dekatmu..
Senyum terindah kan terus terukir
Karena senyumku hadir saat memandangmu
Bersamamu membuat senyum ini tak kan pudar

CERITA PENDEK ( CERPEN )




Pelangi tak lagi Berwarna



Nama ku pelangi. Aku bosan dengan hidupku, walau buat beberapa orang kehidupanku adalah anugareh. Nyaris sempurna memang. Punya otak, nggak bodoh-bodoh amatlah, malah bisa di bilang pandai. Punya kegiatan segudang, dan otomatis, teman ada dimana-mana. Walaupun aku tak terlalu suka bergaul. Yang jelas aku eksis gitu. Muka juga nggak jelek-jelek amat, dibilang cakep juga boleh. Temen cowok? Beuuuh, banyak banget. Yang suka juga bukan satu dua orang aja.
Sempurna??
Diluar sih kelihatannya begitu.
Padahal aku punya sisi kelam lain yang nggak pernah muncul ke permukaan, sehingga orang hanya tahu PELANGI yang PERFECT, PELANGI yang CERIA, bukan PELANGI yang KELAM. Tapi yang mereka tahu memang aku seperti pelangi, PENUH WARNA.
Selain itu, inilah aku, pelangi yang benar-benar baik hati, aku jarang sekali marah dan paling sulit berbicara ‘TIDAK’. Itulah yang membuat aku jadi seperti sekarang. Aku kehilangan orang-orang yang kurasa sayang sama aku. Tapi nyatanya, mereka cuma sayang sama aku, saat mereka butuh campur tanganku dalam urusan mereka. Setelah urusan selesai, mereka lupakan aku dan katakan say good bye. Jadi, dimana aku bisa punya orang untuk berbagi kasih?
Bukan cuma orang lain yang butuh di dengar dan di tanggapin segala kisah dan kesedihan mereka. Akupun butuh itu, tapi saat aku ingin berbagi keluh kesahku, mereka menghilang, tak ada lagi di sampingku. Dimana mereka?? Saat air mataku mengalir dengar deras, tak satupun orang berusaha menghapusnya. Tak satupun berusaha menenangkanku, sampai akhirnya kututup itu semua, kubiarkan itu dalam bagian hitamku. Tak lagi kubiarkan orang lain tahu dengan kesedihanku. Saat air matakupun mengalir, itu hanya saat aku sendiri, mencoba melepas kegundahan yang ada dihatiku. SEORANG DIRI tanpa SIAPAPUN.
Orang tuakupun tak ada disampingku. Masa kanak-kanakku telah hilang, artinya kisah penuh kasih sayang dan perhatian itu juga sudah lenyap. Nggak ada lagi ciuman di pipiku dari kedua orangtuaku, tapi jujur, saat aku sudah menjadi bocah SMA pun, aku masih mengharapkan hal itu, karena aku tahu itu salah satu cara menunjukkan betapa berarti diriku dalam hidup mereka.
Sekarang itu nggak ada lagi. Semua sibuk dengan dunia mereka. Tak lagi ada waktu untuk mendengarkan cerita-ceritaku di sekolah. Tak ada lagi yang mau mendengar keberhasilan ku dalam sebuah kegiatan. Semua lebih memilih diam membisu atau malah marah saat aku bercerita karena buat mereka ceritaku tak akan mengobati lelah mereka. Jadi, bagaimana caraku kembali berwarna? kalau PELANGI harus selalu di tutup awan hitam.

Jumat, 02 Oktober 2009

Gempa di Ranah Minang


Beberapa minggu yang lalu aku menghabiskan liburan di kota Padang, kota kelahiran ayahku. Jujur, sepanjang perjalanan aku dan keluarga tak henti memuji kota besar tersebut.
Percakapan I
Aku : Yah,universitas ayah dulu bagus nggak ?
Ayah : Baguslah, orang nomor satu se asia tenggara !
Aku : Wah, boleh deh aku sekolah disana.

Percakapan II
Dela : Yah, ke batu malin kundang dong!
Aku : Tahu nih, masa ke padang nggak jalan-jalan.
Ayah : Siapa sih yang mau mindahin batu malin kundang ? Udah tahun depan aja kita balik ke padang.

Dua percakapan itu yang aku ingat banget saat aku mendengar gempa di padang terjadi.
Syoook banget deh.
Aku tahunya malam, dan langsung coba menghubungi, nyatanya nggak ada yang bisa di hubungin sampai jam 11 malam kabar itu datang, dan alhamdullilah semua keluarga selamat.

Rabu, 30 September 2009

Diantara

Aku berdiri diantara
Diantara rasa sakit dan rasa sayang
Diantara rasa rindu dan rasa benci
Diantara harapan dan keputus asaan

Aku terdiam diantara
Diantara janjimu dan keinginanku
Diantara kepalsuan dan bujukmu
Diantara egoku dan gengsimu

Tapi sekarang

Aku terjebak
Bukan lagi diantara kisah cinta kita
Tapi
aku terjebak diantara
Diantara dua pilihan hati
Diantara kau dan dia
Diantara laki-laki yang tak pernah ingin kusakiti

Diantara cintamu dan cintanya
Diantara rayumu dan perhatiannya

Bagaimana cara ku terbebas ?

Selasa, 29 September 2009

ORANG TUA DAN PACAR KU



Berhasil!!!!

Kata itu yang pantas di ucapkan saat aku bisa menerima Tora menjadi cowokku. Hampir tiga tahun, aku tak pernah berani lagi menerima sosok cowok untuk menjadi kekasihku, karena buatku Kak Andi lah segalanya. Tapi, setelah bertahun-tahun aku dekat dengan sosok Tora, ia berhasil juga merebut hatiku.

Ku kira, aku akan bahagia dengan pilihanku. Nyatanya, tetap saja, semua lagi-lagi terhambat. Orang tuaku tak pernah setuju apapun dengan pilihanku. ( Waktu aku suka sama Kak Andi, orang tuaku juga NGEBANTAH HABISSSS)

“ Kata ayah dia preman!” ucap mama pagi itu saat aku akan pergi dengan Tora.

Aku tak percaya dengan pendengaranku.

“ Keluar rumah aja dia nggak pernah!” aku langsung membantah argument itu.

Tora yang ku kenal, Tora yang humoris, bukan Tora brandal yang hobi bermain dengan cowok-cowok aneh di luar sana. Yang aku tahu, Tora lebih sering menghabiskan waktunya di sekolah dengan aktivitas berguna, bukan sekedar ngerokok, atau mencicipi sebutir narkoba.

Tapi kenapa dengan mudahnya mereka buat argument nggak benar itu. Mereka saja belum pernah ku kenalkan dengan Tora. Aku berusaha tak menangis saat larang-larangan aku berhubungan dengan Tora meluncur dari bibir kedua orang tuaku, aku hanya bisa diam.

Pagi itu juga, saat semua sudah meninggalkan aku sendiri di rumah, aku sms Tora dan aku batalkan janji jalan kami, tak ku biarkan Tora bertanya apapun, karena handphonekupun akhirnya ku biarkan mati. Aku masuk kamar mandi, kunyalakan air, dan aku menangis histeris di dalam. Sesekali kepalan tanganku meninju dinding keramik kamar mandi. Air mataku tak berhenti menghiasi pipiku.

Kenapa sih semua kayak gini. Seperti ku bilang tadi, aku hidup di lingkungan keluarga yang nyaris SEMPURNA. Kakak-kakak sepupuku punya pacar dan pasangan hidup yang juga nyaris sempurna. Itu juga yang sekarang di tuntut kedua orang tua ku kepadaku. Padahal, modal tampang oke, dompet tebal, otak encer, baik hati, bukan jaminan juga aku bisa bertekuk lutut di hadapan mereka. Tapi, orang tuaku tak pernah mengerti itu, karena yang mereka inginkan tetap aku harus punya pacar yang SEMPURNA. Kehendak mereka yang tetap harus aku junjung tinggi-tinggi dalam mencari pacar. Padahal, aaaaaaaaaarrghhhhhhh......

aku memang sekolah di sekolah unggulan, dan salah satu tuntutat yang harus di penuhi calon pacarkupun mereka harus sekolah di sekolah unggulan. Harus punya otak encer. Yang nggak kalah itu, mereka juga harus TAJIR...

Modal itu yang orang tua ku ketahui tidak ada pada TORA. Padahal TORA itu pintar kok.

Aaargh, judulnya orang tua ku tuh belum kenal TORA.

Please biarin aku sama cowok yang aku sayang.

TUHAN

Aku nggak tahu lagi gimana ngomong sama orang tuaku.

Jadi aku nggak tahu gimana caranya biar bisa mereka terima TORA.



Ayooo dooong yang bisa ngasih gue saran, kasih masukan...
gue bingung...
kan ngak mungkin gue ngebantah orang tua gue mulu...
tapi gue tetap pengen pacaran sama cowok yang gue sayang

Selasa, 18 Agustus 2009

Anak, Orang Tua, dan Aktivitas

" Keluar mulu, udah di rumah aja!"
Kata itu mungkin sering meluncur dari bibir beberapa orang tua yang memiliki anak dengan segudang aktivitas di luar rumah. Tapi apakah orang tua menyadari bahwa segala rutinitas sang anak di luar rumah adalah caranya untuk mengubur rasa jenuhnya dengan sikap sang orang tua di rumah. Orang tua merasa selalu paham dengan sosok sang anak, anak yang mereka besarkan bertahun-tahun, hingga mereka rasa mereka tagu ap ayang di butuhkan sang anak.
Padahal, anak merasa tersingkir dari rumah karena orang tuapun sibuk dengan rutinitas mereka. Para pekerja kantor yang meningalkan rumah sejak pagi dan pulang ke rumah larut malam tak akan pernah tahu perkembangan sang anak, tak terkecuali dengan para orang tua yang menjadi wiraswasta di rumah. Mungkin mereka memang berada di rumah, tahu jam berapa anak pulang ke rumah, tahu jam berapa anak mau les, dan tahu juga kapan sang anak akan pergi lagi. Tapi mereka sendiri tetap sibuk dengan aktivitas lain, dan tak bisa memantau anak secara langsung. Terlebih lagi, saat orang tua merasa lelah dengan aktivitas mereka, lontaran kata kasar akan sering meluncur dari mulut sang orang tua atas kesalahan kecil atau teguran sang buat hati, hal ini membuat sang anak semakin berpikir tak ada artinya mereka di rumah.
Inilah yang membuat anak sadar, dirinya bukan prioritas utama di rumah, maka dari itu anak mencari kesibukan lain di luar rumah. Hal ini dilakukan karena di luar sana anak merasa di butuhkan, dan di luar sanalah anak bebas berekspresi dengan dunia yang ia ciptakan bersama orang lain. Terkadang, anakpun merasa dirinya mendapat orang tua baru, para pelatih, pembina, dan pembimbing yang dirasa bisa lebih mengerti diri sang anak.
Anak memang bukan barang, oleh karena itu satu hari dalam seminggu atau mungkin cukup dengan satu hari dalam sebulan ajaklah anak berekreasi keluar rumah bersama, karena satu hari itu tak akan pernah dapat menganggu aktivitas bisnis sang orang tua. Malah dari satu hari itulah mungkin sang anak bisa sedikit mengurangi rutinitasnya di luar rumah, karena sang anak pun sadar ada orang tua yang juga ingin diberi peluk dan cium dari sang buah hati.

Senin, 17 Agustus 2009

Selasa, 11 Agustus 2009

LDKS ...... Muantap...

Waaahhh...
Gue ikut LDKS nih ceritanya... RAgu-ragu juga ikut apa nggak ya..
Py kemarin kata q'azis kalau ga ada perwakilan eskul, eskulnya bakalan ga diurusin OSIS. Masih sempat bimbang nih, walau pengen ikut, py niat ga niat gitu deh.
Sampai akhirnya....
Jreeng....jreeeng...
Gue ikut juga tuh LDKS dan gue jadi perwakilan eskul PRAMUKA.
Persiapan LDKS...
SUmpah dah RIBEEETTT..
Tapi gue nyantai sih. Orang kebagian kelompok biru. Warna favorit gue.
H-1 sebelum LDKS nih baru sibuk-sibuk semuanya. Kita bikin nametag ( Duh, mana pake photo bocah lagi ) sama bendera
Oh iya nih angota kelompok gue.
1. Faiz ( Capsis, Danrek )
2. Nasthasa ( Capsis, Wadanrek )
3. Larasayu ( Capsis ) <>
4. Nadengga ( PE Srikandi )
5. Hafiz ( PE Radio )
6. Wastu ( PE Basket )
7. Ahmad Sofyan( PK XB )

Hari 1 LDKS
- Wah, gue sibuk nyari ojek nih. Untung ada, gue kan anti banget telat. Jadi gue harus nyanpe di sekolah benar-benar tepat waktu jam 6 on time. Tapi nyatanya, emang orang INDONESIA, tetap aja acara baru di buka jam setengah 7 lewat gitu.
Acara di buka oleh Kak Imad, salah satu anggota OSIS 89. Pembukaan nggak berlangsung lama, yang jelas bu Hartini ngasih wejang-wejangan dan bu Warinih ngajarin kita yel-yel gitu.
Wah, tiba-tiba aja timbul ketegangan nih ceritanya. Di sekolah kita yang notabenenya emang berada di KOPASSUS kedatangan orang kopassus...
Gue nyantai aja nggak kayak yang lain nih heboh gitu.
Pokoknya intinya orang kopassus itu ngasih tahu apa yang harus kita lakukan dan nggak kita bolehin saat LDKS nanti ( Yang jelas lebih banyak yang nggak bolehnya )
Satu per satu dari tiap kelompok di absen gitu dan kami keluar membawa semua perlengkapan. kami di barisin nih, dan barang-barang kami di suruh masuk ke dalam tronton, dan kami semua harus jalan kaki ke GROUP 3 KOPASSUS
AAAh, nggak juah ini. jadi nyantai. Cuma tegang aja, abies mereka bilang bakalan ada kejutan yang bakalan menghampiri kami

Kamis, 18 Juni 2009

Bude orang Batak

Hari itu ayahku sedang memasak di dapur. Aku yang sedang merasakan sakit di bagian lutut kaki kiri mengeluh pada ayah.
Aku : Yah, lutut egi sakit nih.
Ayah : Lagian kemarin bukannya di urut juga, malah teman kamu yang di urut. ( Ayah tetap memasak indomie)
Aku : Ye, kan kemarin kaki egi udah nggak sakit. Lagian juga sakitnya baru kok, abis ngapain gitu.
Ayah : Emang kamu ngurut dimana?
Aku : Itu di bude yang di jalan durian.
Ayah : Emang orang mana?
Aku : Udah tahu bude manggilnya. Ya orang jawa lah!
Ayah : Ih, disini bude orang batak
(Aku diam mencoba berpikir)
Aku : Batak darimana
Ayah : Itu di panggilnya Bu de, bu Desramon
Aku : (Hanya tertawa)
Wah, jayuuuuussssss.....
Bu Desramon nama panggilan mama......
Wkakakakakakkakakka.....

Senin, 15 Juni 2009

Ini lah yang ku rasa

Sebuah Rasa coba ku kubur...
Sebuah Sayang coba ku lupa..
Sebuah Cinta coba ku lepas...
Tapi..
Sebuah Sakit coba ku tanam..
Sebuah Benci coba kubenihi..
Sebuah Marah coba ku jadikan ladang kaktus..
Tapi..
Tetap saja...Bunga indah...
Tumbuh di ladang kaktus..
Dan sampai kapan ini akan terjadi??

Bikin Blog Lagiiiiii....

Selasa, 16 Juni 2009
Aula Atas SMAN 39 Jakarta
Lab. Komputer Atas SMAN 39 Jakarta

Hari ini bikin gue bikin blog lagi..
Entah untuk ke berapa kali gue bikin blog.
Gue bikin blog dalam acara seminar dan workshop gitu..
Blog ini sih gue pake cuma buat bikin gue lebih deket sama cita-cita gue.
Biar gue bisa lebih deket lagi sama para penulis-penulis handal...
Yang so pastinya gue bisa deket sama para penerbit...